Masa remaja sering kali disebut sebagai masa “topan dan badai”, karena remaja menunjukkan perubahan pola pikir, mood, dan perilaku yang menimbulkan masalah terutama bagi orang tua
Pengambilan tema kali ini didasari dari adanya keluh kesah orang tua yang memiliki ABK remaja, ortu curhat kalau anaknya muncul perilaku tertentu seperti mulai kurang mudah diatur atau iarahkan, terkadang memainkan genital pada saat tertentu, mulai tertarik dengan lawan jenis, serta mencium atau menyentuh lawan jenis secara tiba-tiba.
Pengertian Remaja
Remaja dalam ilmu psikologi diperkenalkan dengan istilah seperti pubertied, adolescence dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris) berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud aalah bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologis (Kumalasari, 2013).
Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri ciri sekunder, tercapai vertilitas, dan terjadi perubahan – perubahan psikologik dan kognitif. (Soetjiningsih, 2006)
Menurut Piaget (1991), menyatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyaraat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. (Kumalasari, 2013)
Tahapan Remaja
Depkes RI (2007) mengelompokkan tahapan remaja menjadi 3 dengan ciri- ciri sbb :
- Remaja awal 10 – 13 tahun
Diawali dengan perubahan fisik dan emosional. Mereka mulai mengembangkan pemikiran – pemikiran baru (misalnya menjadi lebih kreatif, ingin mencoba hal baru, ingin punya lebih banyak kebebasan) dan melirik-melirik lawan jenis. Pada masa ini remaja cenderung egosentris, terpaku pada pola piker yang (menurutnya) paling benar. Pokoknya kalaupun pendapat mereka salah, mereka pasti keukeuh penapatnya benar. (hidup ngeyel!). mereka juga impulsive, sering mengambil keputusan dan bertingkah laku tanpa piker panjang soal akibatnya.
- Remaja Madya 14 – 16 tahun
Kelompok teman sebaya ianggap sangat penting sehingga mulai jarang menghabiskan waktu bersama keluarga. Mereka happy ila memiliki banyak teman dan melakukan identifikasi diri pada peer groupnya. Maksudnya, karena sedang dalam penjelajahan mencari identitas diri, mereka banyak meniru kelompok teman sebaya dalam pakaian, pola pikir, atau hobi baru. Bagi mereka, penting banget dianggap cool, dan jadi tokoh panutan teman temannya. Meskipun tidak selalu hal yang positif, misalnya merokok. Satu lagi ciri khasnya : narsis abis!!. Bagi mereka penampilan adalah segalanya. Mereka juga cinta berat dengan diri sendiri dan teman teman yang punya sifat mirip dengan remaja, misalnya kakak kelas yang popular atau artis remaja yang keren.
- Remaja Akhir 17 – 19 tahun
Ini tahapan yang paling dekat dengan masa dewasa – akhirnya ! – yang ditandai dengan beberapa hal, misalnya, mereka mulai menemukan minat yang jelas, lebih dapat melihat kepentingan orang lain dan identitas diri yang lebih stabil sudah mulai terbentuk. Mereka tidak lagi gampang terbawa arus, karena sudah tau apa yang diinginkan, sudah memikirkan masa depan.
Ciri-ciri anak memasuki tahap remaja
- Aspek Fisik
- Pertumbuhan yang pesat pada tinggi, berat, dan proporsi badan
- Berfungsinya alat-alat reproduksi (mimpi basah dan haid) 3. Muncul tanda – tanda seksual sekunder (rambut pada ketiak dan alat kelamin, jakun, payudara membesar) 4. Perubahan hormonal (muncul jerawat)
- Aspek Kognitif
- Kemampuan berpikir, memori, dan belajar meningkat
- Informasi tidak diterima begitu saja, lebih kritis, dan senang belajar hal baru
- Masih egosentris, susah memahami sudut pandang orang lain
- Punya penalaran yang lebih kompleks
- Aspek Psikososial
- Kematangan seksual membuat remaja mulai naksir lawan jenis
- Penerimaan dari kelompok sebaya menjadi sangat penting
- Selera cara berpakaian, musik, dan film mengikuti teman sebaya
- Remaja memulai proses pencarian identitas diri, sangat memuja idolanya.
Tips menghadapi /menyelesaikan
- Berikan penjelasan sesederhana mungkin sesuai dengan usia anak.
- Mengajarkan tahapan toilet training, seperti mengganti pakaian di kamar mandi atau di dalam kamar dan membersihkan alat kelamin setelah pipis atau saat haid.
- Melatih bina diri dengan pendampingan orang tua atau guru (dengan jenis kelamin yang sama) dan pengenalan sex edukasi yg sifatnya sederhana
- Jangan terlalu banyak memberikan wejangan
- Cari waktu/moment yang pas saat memberikan penjelasan (mood yang baik. suasana santai)
Sumber:
Ginanjar, Adriana S. 2014. Masa Galau Remaja Autistik. Bogor : Grafika Mardi Buana.