Serunya Mendampingi Siswa ABK yang Beranjak Remaja

Kadek Ratna Wijayanti, S.Psi

Masa remaja sering kali disebut sebagai masa “topan dan badai”,  karena remaja menunjukkan perubahan pola pikir, mood, dan  perilaku yang menimbulkan masalah terutama bagi orang tua  

Pengambilan tema kali ini didasari dari adanya keluh kesah orang  tua yang memiliki ABK remaja, ortu curhat kalau anaknya muncul  perilaku tertentu seperti mulai kurang mudah diatur atau  iarahkan, terkadang memainkan genital pada saat tertentu, mulai  tertarik dengan lawan jenis, serta mencium atau menyentuh  lawan jenis secara tiba-tiba.

Pengertian Remaja

Remaja dalam ilmu psikologi diperkenalkan dengan istilah seperti  pubertied, adolescence dan youth. Remaja atau adolescence  (Inggris) berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti  tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud aalah  bukan kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan  psikologis (Kumalasari, 2013).

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dan  dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri ciri sekunder, tercapai vertilitas, dan terjadi perubahan – perubahan psikologik dan kognitif. (Soetjiningsih, 2006) 

Menurut Piaget (1991), menyatakan bahwa secara psikologis  remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke  dalam masyaraat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa  bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua  melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. (Kumalasari,  2013)

Tahapan Remaja

Depkes RI (2007) mengelompokkan tahapan remaja menjadi 3  dengan ciri- ciri sbb :

  • Remaja awal 10 – 13 tahun

Diawali dengan perubahan fisik dan emosional. Mereka mulai  mengembangkan pemikiran – pemikiran baru (misalnya menjadi  lebih kreatif, ingin mencoba hal baru, ingin punya lebih banyak  kebebasan) dan melirik-melirik lawan jenis. Pada masa ini remaja  cenderung egosentris, terpaku pada pola piker yang (menurutnya)  paling benar. Pokoknya kalaupun pendapat mereka salah, mereka  pasti keukeuh penapatnya benar. (hidup ngeyel!). mereka juga  impulsive, sering mengambil keputusan dan bertingkah laku tanpa  piker panjang soal akibatnya.

  • Remaja Madya 14 – 16 tahun

Kelompok teman sebaya ianggap sangat penting sehingga mulai  jarang menghabiskan waktu bersama keluarga. Mereka happy ila  memiliki banyak teman dan melakukan identifikasi diri pada peer  groupnya. Maksudnya, karena sedang dalam penjelajahan  mencari identitas diri, mereka banyak meniru kelompok teman  sebaya dalam pakaian, pola pikir, atau hobi baru. Bagi mereka,  penting banget dianggap cool, dan jadi tokoh panutan teman temannya. Meskipun tidak selalu hal yang positif, misalnya  merokok. Satu lagi ciri khasnya : narsis abis!!. Bagi mereka penampilan adalah segalanya. Mereka juga cinta berat dengan diri  sendiri dan teman teman yang punya sifat mirip dengan remaja,  misalnya kakak kelas yang popular atau artis remaja yang keren.

  • Remaja Akhir 17 – 19 tahun

Ini tahapan yang paling dekat dengan masa dewasa – akhirnya ! – yang ditandai dengan beberapa hal, misalnya, mereka mulai  menemukan minat yang jelas, lebih dapat melihat kepentingan  orang lain dan identitas diri yang lebih stabil sudah mulai  terbentuk. Mereka tidak lagi gampang terbawa arus, karena  sudah tau apa yang diinginkan, sudah memikirkan masa depan.

Ciri-ciri anak memasuki tahap remaja

  • Aspek Fisik
  1. Pertumbuhan yang pesat pada tinggi, berat, dan proporsi  badan 
  2. Berfungsinya alat-alat reproduksi (mimpi basah dan haid) 3. Muncul tanda – tanda seksual sekunder (rambut pada  ketiak dan alat kelamin, jakun, payudara membesar) 4. Perubahan hormonal (muncul jerawat)
  • Aspek Kognitif
  1. Kemampuan berpikir, memori, dan belajar meningkat
  2. Informasi tidak diterima begitu saja, lebih kritis, dan  senang belajar hal baru 
  3. Masih egosentris, susah memahami sudut pandang orang  lain 
  4. Punya penalaran yang lebih kompleks
  • Aspek Psikososial
  1. Kematangan seksual membuat remaja mulai naksir lawan  jenis 
  2. Penerimaan dari kelompok sebaya menjadi sangat penting
  3. Selera cara berpakaian, musik, dan film mengikuti teman  sebaya 
  4. Remaja memulai proses pencarian identitas diri, sangat  memuja idolanya.

Tips menghadapi /menyelesaikan

  • Berikan penjelasan sesederhana mungkin sesuai dengan usia anak.
  • Mengajarkan tahapan toilet training, seperti mengganti pakaian di kamar mandi atau di dalam kamar dan membersihkan alat kelamin setelah pipis atau saat haid.
  • Melatih bina diri dengan pendampingan orang tua atau guru (dengan jenis kelamin yang sama) dan pengenalan sex edukasi yg sifatnya sederhana
  • Jangan terlalu banyak memberikan wejangan
  • Cari waktu/moment yang pas saat memberikan penjelasan (mood yang baik. suasana santai)

Sumber:
Ginanjar, Adriana S. 2014. Masa Galau Remaja Autistik.  Bogor : Grafika Mardi Buana.