Pradnyagama

Workshop Touch for Health 1

[spoiler=]

Klik Gambar untuk Memperjelas

Keponakanku Berkebutuhan Khusus

Bersyukur karena teknik Touch For Health (TFH)

Awalnya saya tidak terlalu tertarik dengan teknik yang dinamakan Touch for Health (TFH). Apakah benar semudah dan seefektif itu? Saya heran, kok adik saya sangat suka dengan teknik itu. Saya pun bertanya kepadanya dan dia menjawab, bahwa teknik tersebut sangat membantu anaknya yang berkebutuhan khusus dalam memperbaiki pencernaan, menyiasati alergi atau bahkan mengendalikannya, memberikan ketenangan, serta mengendalikan kejang.

TFH juga membantu menenangkan dirinya sendiri dalam membesarkan anaknya yang berkebutuhan khusus, sehingga tidak merasa stress. Menurutnya, kita tidak boleh bergantung terus kepada seseorang, karena anak berkebutuhan khusus membutuhkan treatment jangka panjang dan menelan biaya yang besar. Dengan menguasai teknik yang dapat menopang keberhasilan terapi lain dengan kondisi tubuh yang sehat, tentu TFH akan sangat bermanfaat.

Prinsip adik saya, setiap individu itu berbeda satu dengan yang lain. Apa prioritas yang tubuh kita butuhkan itu akan berbeda satu sama lain. Atau walaupun tujuan hidup atau prioritasnya sama, namun bisa berbeda solusi untuk mencapai tujuan tersebut tergantung kebutuhan tubuh setiap individu. TFH, yang masih merupakan bagian dari kinesiologi mampu menjawabnya.

Contoh-contoh kasus adik saya yang sangat menyolok, yang ada hubungannya dengan temuan TFH yang mampu meyakinkan saya akan efektifitas TFH:

  • Pada saat anaknya mengalami masalah pencernaan ataupun mengalami perubahan prilaku yang diyakini ada hubungannya dengan makanan yang telah dimakan, boleh dikatakan alergi, ternyata, makanan itu dapat memberikan reaksi yang berbeda, jika dimakan pada jam yang berbeda ataupun kuantitas yang berbeda.
  • Pada saat ingin kedua anaknya lebih tenang (adik saya mempunyai 2 anak). Ternyata, anak yang pertama membutuhkan penyeimbangan alergi agar lebih toleran terhadap nasi putih adalah prioritas utama sebab mengganggu meridian limpa/pankreas dan ginjal, sedangkan anak yang kedua, membutuhkan treatment braingym: latihan lateralitas, latihan yang dinamakan “Figure 8” dan beberapa latihan yang menyangkut tujuh dimensi otak.
  • Pada saat anaknya tiba-tiba mendapat serangan epilepsi, maka tes otot dapat membantu mengungkap satu per satu yang sangat mungkin menjadi pemicu terjadinya kejang tersebut. Seperti, trauma masa lampau berupa kejadian khusus, alergi terhadap suatu zat yang harus dihindari, bekas luka atau alergi terhadap zat yang ada dalam vaksin ataupun bekas suntik yang bisa menyebabkan kekacauan energi di tubuh.
  • Betapa tubuh ini holistik, suatu saat, adik saya merasa putus asa sekali. Frekuensi kejang anaknya tiba-tiba menjadi setiap hari, walaupun telah meminum obat anti kejang.. Setelah melakukan “pekerjaan rumah” untuk menyeimbangkan meridian ginjal pada jam-jam tertentu dan durasi tertentu, akhirnya si kejang terkendali. Adakalanya cukup dengan swipe meridian. Adakalanya cukup meletakkan jari-jari pada titik akupresur di tubuh secara berpasangan, sekaligus 2 titik (tak perlu khawatir titiknya meleset, karena kadang memegang area titik akupresur yang kurang lebih dituju dengan memakai 4 jari). Percaya atau tidak? Jika pekerjaan rumah lalai dikerjakan, pernah sekali waktu lalai dalam 2 hari, si kejang datang. Pada suatu saat lagi, si anak jatuh, dan mengenai daerah pantat belakang, adik saya ingat untuk melepaskan trauma kaget karena jatuh, namun adik saya lupa melancarkan meridian yang melalui bekas jatuh yang juga melalui kepala, juga si anak harus dicabut giginya di hari berikut karena telah tumbuh gigi baru, adik saya lupa untuk melancarkan meridian yang melalui si bekas gigi yang dicabut yang juga melalui meridian kepala; sehari setelahnya, serangan kejang datang. Begitu seluruh meridian yang terkena “trauma” dilancarkan, maka keesokan harinya, kejang itu tidak datang lagi.
  • Jika anaknya terbangun dan rewel di malam hari, adik saya secepatnya melakukan keseimbangan terhadap meridian organ yang mungkin sedang “stress”. Paling sering terjadi si anak rewel pada saat meridian organ hati sedang stress (sekitar jam 1-3 dinihari), atau meridian kandung empedu sedang stress (sekitar jam 23 malam – 1 dinihari). Setelah meridian tubuh tersebut diseimbangkan, si anak berangsur-angsur tenang dan dapat tidur nyenyak kembali.

Adik saya minta tolong kepada saya untuk ikut mempelajari TFH, agar dapat membantu dia dalam mengungkap lebih jauh permasalahan dan pemecahannya pada anaknya (keponakan saya tercinta). Akhirnya, saya ingin mempelajari TFH untuk membantu diri saya agar lebih sehat, berpikiran jernih, efektif dan efisien dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.

Sekilas tentang Touch For Health (TFH)

John Thie, DC adalah penemu TfH dan pendiri TfH Foundation, mantan direktur Thie Chiropractic Clonic di Pasadena, California. Alumni University of Southern California, Los Angeles College of Chiropractic, dan UCLA ini pernah menjadi staf pengajar di sejumlah universitas di Southern California, sekaligus memperkenalkan temuannya ke seluruh penjuru dunia.

TFH bertujuan memampukan manusia untuk menolong diri sendiri dalam memelihara kesehatan secara holistik, dengan cara menyelaraskan energi tubuh dengan tujuan-tujuan hidup sehingga sikap fisik dan mental berfungsi dengan baik. Kekacauan energi tubuh disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain sikap tubuh (posture) yang tak seimbang, pengaruh polusi, sinar listrik dan elektromagnetis, makanan yang tidak organik lagi, tekanan hidup modern yang selalu menuntut perubahan, dan stres karena berbagai masalah pribadi, ekonomi, dan bencana alam sehingga daya tahan tubuh menurun.

Indonesia rawan dengan berbagai macam penyakit menular, seperti ISPA, TBC, malaria, demam berdarah, HIV/AIDS, flu burung dan penyakit lain – seperti diabetes, hipertensi, sakit jantung, stroke, alergi, dan lain-lain. Semua itu lebih mudah terjadi pada mereka yang mengalamai kekacauan energi. Untuk itu sangat diperlukan suatu solusi masa kini dan mendatang yang sederhana, alami, efektif dan murah. Dengan dua tangan saja dan pengetahuan buku ini, kita dapat menyeimbangkan energi dan mengaktifkan daya sembuh dari dalam diri sebagai usaha pencegahan, penyembuhan, dan rehabilitasi yang manjur dan dapat dilakukan di mana saja tanpa dibatasi ruang dan waktu.

[/spoiler]

Berikut adalah beberapa dokumentasi serunya workshop Touch For Health 1
Jumát – Minggu, 18 – 20 November 2017